100 Goal Pertama Liga,Chelsea Juara
Senin, 10-Mei-2010
Sebelum pertandingan melawan Wigan digelar di Premiere League (Liga Primer Inggris) kemarin malam, Frank Lampard mengungkapkan akan mendukung Didier Drogba agar bisa mencetak gol. Gol bagi pemain jangkung asal Pantai Gading itu penting, karena jika tak mencetak gol, ia akan memiliki jumlah gol yang sama dengan Wayne Rooney sebagai pencetak gol terbanyak Liga Inggris musim 2009/2010. Hampir saja Lampard ingkar janji dan Drogba tak mencetak gol. Ini terlihat ketika Chelsea mendapat hadiah penalti di babak pertama yang justru diambil oleh Lampard bukan diberikan pada Drogba. Drogba tampak tak senang dan melakukan protes kecil ke Lampard. Entah apa argumen Lampard saat itu. Namun pelatih Chelsea Carlo Ancelotti kemudian memberi tahu kalau setiap penalti sebaiknya diambil oleh Lampard. Dan terbukti pemain nomor 8 ini sukses mengeksekusi penalti di babak pertama.
Untungnya keributan Drogba-Lampard tak berlanjut. Meski sepanjang babak pertama Drogba tampak muram memendam kekecewaannya, di babak kedua (konon setelah mendapat wejangan khusus dari sang pelatih), Drogba mulai lepas bermain. Dengan permainan lepas itu Drogba membuat tembakan salto yang berhasil ditepis kiper Wigan. Beruntung bola mental disambar Nicolas Anelka yang menjadikan Chelsea unggul 3-0. Saat itu penonton tahu Drogba sudah kembali pada performa terbaiknya.
Tak butuh waktu lama ia mencetak gol. Tak cuma satu, ia bahkan mencetak tiga gol di mana salah satunya assist dari Lampard. Drogba pun menjadi top scorer Liga Inggris 2009/2010 dengan 29 gol. Chelsea menang 8-0! Lebih penting lagi, The Blues berhasil menjuarai Premier League musim ini untuk keempat kalinya dengan jumlah gol yang boleh dibilangcukup fantastis 103 gol, tim pertama di era Premiere League (sejak tahun 1992) yang mencetak lebih dari 100 gol.
Kegembiraan para pemain Chelsea, setelah sukses merebut trofi Liga Primer Inggris
Terseok-Seok
Perjalanan Chelsea menggapai juara memang kurang meyakinkan. Meski sejak awal cukup diperhitungkan sebagai tim yang paling berperluang mengambil-alih juara dari juara bertahan Manchester United (MU), namun dalam perjalanannya Chelsea berkali-kali tergelincir.
Terjadi saling kejar menjelang kompetisi berakhir dengan perbedaan poin tipis. Yang paling mendebarkan ketika keduanya tinggal menyisakan dua pertandingan. Chelsea unggul satu poin dari MU. Namun tantangan Chelsea lebih berat karena pada minggu ke-37 harus bertandang ke kandang Liverpool. Kalah dari Liverpool, kesempatan juara hampir pasti lenyap karena MU justru tinggal menghadapi tim-tim lemah.
Untungnya, Liverpool bisa dikalahkannya di kandang dengan skor 2-0. Saat itu aroma juara berada di tangan Chelsea. Puncaknya ketika mengalahkan Wigan di kandang sendiri, Stamford Bridge dengan skor telak 8-0. Meski MU mengalahkan Stock City 4-0, kemenangan itu tak bisa merebut tahta juara dari The Blues. Chelsea juara untuk keempat kalinya setelah tahun 1954/1955, 2004/2005, dan 2005/2006.
Selamat Chelsea, hati-hati tahun depan tantangannya lebih berat!
Untungnya keributan Drogba-Lampard tak berlanjut. Meski sepanjang babak pertama Drogba tampak muram memendam kekecewaannya, di babak kedua (konon setelah mendapat wejangan khusus dari sang pelatih), Drogba mulai lepas bermain. Dengan permainan lepas itu Drogba membuat tembakan salto yang berhasil ditepis kiper Wigan. Beruntung bola mental disambar Nicolas Anelka yang menjadikan Chelsea unggul 3-0. Saat itu penonton tahu Drogba sudah kembali pada performa terbaiknya.
Tak butuh waktu lama ia mencetak gol. Tak cuma satu, ia bahkan mencetak tiga gol di mana salah satunya assist dari Lampard. Drogba pun menjadi top scorer Liga Inggris 2009/2010 dengan 29 gol. Chelsea menang 8-0! Lebih penting lagi, The Blues berhasil menjuarai Premier League musim ini untuk keempat kalinya dengan jumlah gol yang boleh dibilangcukup fantastis 103 gol, tim pertama di era Premiere League (sejak tahun 1992) yang mencetak lebih dari 100 gol.

Kegembiraan para pemain Chelsea, setelah sukses merebut trofi Liga Primer Inggris
Terseok-Seok
Perjalanan Chelsea menggapai juara memang kurang meyakinkan. Meski sejak awal cukup diperhitungkan sebagai tim yang paling berperluang mengambil-alih juara dari juara bertahan Manchester United (MU), namun dalam perjalanannya Chelsea berkali-kali tergelincir.
Terjadi saling kejar menjelang kompetisi berakhir dengan perbedaan poin tipis. Yang paling mendebarkan ketika keduanya tinggal menyisakan dua pertandingan. Chelsea unggul satu poin dari MU. Namun tantangan Chelsea lebih berat karena pada minggu ke-37 harus bertandang ke kandang Liverpool. Kalah dari Liverpool, kesempatan juara hampir pasti lenyap karena MU justru tinggal menghadapi tim-tim lemah.
Untungnya, Liverpool bisa dikalahkannya di kandang dengan skor 2-0. Saat itu aroma juara berada di tangan Chelsea. Puncaknya ketika mengalahkan Wigan di kandang sendiri, Stamford Bridge dengan skor telak 8-0. Meski MU mengalahkan Stock City 4-0, kemenangan itu tak bisa merebut tahta juara dari The Blues. Chelsea juara untuk keempat kalinya setelah tahun 1954/1955, 2004/2005, dan 2005/2006.
Selamat Chelsea, hati-hati tahun depan tantangannya lebih berat!